Profil Desa Sumbersari

Ketahui informasi secara rinci Desa Sumbersari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sumbersari

Tentang Kami

Profil Desa Sumbersari, Wadaslintang, Wonosobo, lumbung palawija yang berdaya. Jelajahi potensi utama dari budidaya singkong, industri olahan gaplek dan tapioka, serta kerajinan bambu. Sebuah desa yang menggerakkan ekonomi dari akar rumput pertanian.

  • Sentra Pertanian Singkong

    Merupakan pusat utama penghasil singkong (ubi kayu) di Kecamatan Wadaslintang, di mana komoditas ini menjadi fondasi utama kegiatan pertanian dan ekonomi masyarakat.

  • Industri Olahan Berbasis Lokal

    Memiliki Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang aktif dalam pengolahan singkong menjadi produk turunan bernilai tambah seperti gaplek (singkong kering) dan tepung tapioka.

  • Pembangunan Infrastruktur Partisipatif

    Secara aktif memanfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur vital, seperti jalan rabat beton, yang dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk menunjang akses ekonomi.

XM Broker

Di antara perbukitan subur Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Desa Sumbersari memantapkan dirinya sebagai sebuah desa agraris yang tangguh dengan identitas ekonomi yang khas. Berbeda dari desa-desa tetangga yang mungkin berfokus pada komoditas perkebunan bernilai tinggi, Sumbersari menjadi tulang punggung bagi ketahanan pangan lokal melalui budidaya tanaman palawija, dengan singkong (ubi kayu) sebagai komoditas rajanya. Dari ladang hingga unit usaha mikro, desa ini menunjukkan sebuah rantai ekonomi berbasis kerakyatan yang hidup dan berdenyut.

Geografi dan Tatanan Wilayah

Desa Sumbersari menempati lahan seluas 5,09 kilometer persegi di wilayah Kecamatan Wadaslintang. Topografinya didominasi oleh perbukitan bergelombang, sebuah karakteristik umum dataran tinggi Wonosobo yang menyediakan lahan subur bagi pertanian tadah hujan. Lokasinya berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kecamatan di Desa Wadaslintang dan sekitar 45 kilometer dari ibu kota Kabupaten Wonosobo.Secara administratif, pemerintahan Desa Sumbersari mengelola 7 dusun, yang terbagi lebih lanjut menjadi 7 Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini memastikan efektivitas pelayanan pemerintah dan penyebaran informasi pembangunan hingga ke kelompok masyarakat terkecil. Kehidupan masyarakat tersebar di antara lembah dan lereng perbukitan, di mana permukiman penduduk berpadu harmonis dengan ladang-ladang pertanian yang menjadi sumber utama penghidupan mereka.

Demografi dan Kehidupan Komunitas

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Desa Sumbersari dihuni oleh 3.844 jiwa, yang terdiri dari 1.929 penduduk laki-laki dan 1.915 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 755 jiwa per kilometer persegi.Mayoritas penduduk Desa Sumbersari berprofesi sebagai petani. Kehidupan komunitasnya sangat kental dengan budaya agraris, di mana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong menjadi pilar utama. Semangat kerja bakti atau kerja komunal masih sering dijumpai, terutama dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur desa. Keterikatan sosial yang kuat ini menjadi modal penting dalam menjaga harmoni dan mendorong kemajuan desa secara kolektif.

Pemerintahan Desa dan Akselerasi Pembangunan

Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Slamet, Pemerintah Desa Sumbersari menunjukkan komitmen yang kuat terhadap percepatan pembangunan, terutama dalam peningkatan infrastruktur penunjang ekonomi. Melalui alokasi Dana Desa dan sumber pendanaan lainnya, fokus pembangunan diarahkan pada peningkatan aksesibilitas yang menjadi urat nadi perekonomian petani.Salah satu program prioritas yang gencar dilaksanakan ialah pembangunan jalan usaha tani dan jalan lingkungan menggunakan konstruksi rabat beton. Proyek-proyek ini, seperti yang dilaksanakan di beberapa dusun, bertujuan untuk mempermudah mobilitas warga dan, yang terpenting, memperlancar proses pengangkutan hasil panen dari ladang ke pusat pengolahan atau pasar. Proses pembangunan ini sering kali melibatkan partisipasi aktif warga, yang tidak hanya menekan biaya tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil pembangunan.

Tulang Punggung Ekonomi: Dari Ladang Singkong ke Industri Rumah Tangga

Kekuatan ekonomi Desa Sumbersari secara spesifik terletak pada budidaya dan pengolahan singkong. Tanaman umbi-umbian ini tumbuh subur di lahan-lahan desa dan telah menjadi andalan utama petani selama beberapa generasi karena daya tahannya terhadap kondisi lahan dan iklim.Kegiatan ekonomi tidak berhenti setelah panen. Masyarakat Sumbersari telah mengembangkan kemampuan untuk mengolah singkong menjadi produk setengah jadi yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan daya simpan lebih lama. Salah satu produk utamanya ialah Gaplek, yaitu singkong yang dikupas, diiris dan dijemur hingga kering. Gaplek merupakan bahan baku utama untuk pembuatan tiwul (makanan pokok alternatif) dan berbagai jenis penganan lainnya.Selain gaplek, sebagian warga juga mengolah singkong menjadi Tepung Tapioka. Industri pengolahan tapioka skala rumah tangga (UMKM) menjadi pemandangan lazim di desa ini. Prosesnya, meskipun masih banyak dilakukan secara tradisional, mampu menyerap tenaga kerja lokal dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi komoditas singkong. Keberadaan industri olahan ini menunjukkan kemandirian dan inovasi masyarakat dalam mengelola potensi lokal mereka.Di samping singkong, sektor peternakan, terutama ternak kambing, menjadi pelengkap penting dalam struktur ekonomi rumah tangga. Kambing dipelihara sebagai aset cadangan dan sumber pupuk kandang untuk menyuburkan kembali lahan pertanian, menciptakan sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan.

Potensi Kerajinan dan Visi ke Depan

Di luar sektor pertanian pangan, Desa Sumbersari juga menyimpan potensi dalam bidang kerajinan tangan. Beberapa warga memiliki keterampilan dalam membuat anyaman bambu, dengan produk khas berupa Tampah (nampan bambu bundar) dan berbagai perkakas dapur tradisional lainnya. Meskipun belum menjadi industri besar, kerajinan ini merupakan warisan budaya dan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pembinaan dan perluasan akses pasar.Menatap masa depan, Desa Sumbersari dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan skala dan kualitas industri olahan singkongnya. Modernisasi peralatan, standardisasi produk, dan strategi pemasaran yang lebih baik menjadi kunci untuk menembus pasar yang lebih luas. Penguatan merek lokal untuk produk tapioka atau gaplek "Sumbersari" bisa menjadi langkah strategis.Dengan fondasi yang kokoh pada sektor pertanian palawija, semangat gotong royong yang tinggi, serta geliat UMKM yang terus tumbuh, Desa Sumbersari memiliki semua modal yang diperlukan untuk terus maju. Desa ini adalah bukti nyata bahwa kemandirian ekonomi dapat dibangun dari potensi paling mendasar, yakni hasil bumi yang diolah dengan kerja keras dan kearifan lokal.